Idealisme yang Tergadai
Terjebak di
pusaran waktu, diantara haus dan lapar
Tangan mengepal,
tak mampu meninju langit
Idealisme
runtuh, terkapar di pelukan nafsu sesaat
Sepintas, tanah
tak lagi gersang, senyum dipaksa mengembang
Di relung hati,
pemberontakan telah dimulai
Panji-panji
idealisme ditegakkannya kembali, melafalkan "pergerakan"
Bukan sebatas
retorika jalanan, yang kadang kendur dipopor sangkur
Hati yang
bergemuruh, tiap penjuru nadi darah menggelegak
Memuntahkan
senjata, bukan lagi sebatas kata "lawan"
Idealisme
merambat cepat ke ubun-ubun
Mendidihkan otak
yang menggumpal, namun..... Mandeg di depan cermin
Memakna lukisan
diri, yang tertanda stempel "munafik"
Simpul-simpul
imaji terbelit timbangan materi, dan terkunci
Tak lagi mampu
lepas dari jeruji baja "penjara pena"
Sungguh nista,
idealisme...."yang telah tergadai"
Ujung Akar
Bromo, 05.10.2018
Comments
Post a Comment