Gayo





Bagi penikmat kopi, tentu gayo bukanlah nama yang asing lagi. Nama itu begitu melegenda. Dan aku baru tahu jika gayo menjadi salah satu pemasok biji kopi terbesar ke Starbucks, salah satu kedai kopi berformat waralaba terbesar sedunia. Tapi, anehnya, tak ada satupun gerai starbucks di takengon, gayo. Hampir di setiap ruas jalan akan ditemukan kedai kopi lokal. Harganya pun hampir sama, namun bedanya mungkin hanya dari sisi pengolahannya dan penyajiannya.

Takengon bisa ditempuh dengan perjalanan udara selama hampir satu jam dari Kualanamu, Medan. Nah, saran saya jangan sampai kamu tertidur saat perjalanan ini. Ada banyak begitu banyak perbukitan dan pegunungan yang sayang jika tidak dilihat sama sekali. Indah sama sekali! itu katakata yang patut untuk menggambarkan sekeliling pegunungan leuser yang melegenda itu.

Kembali ke kopi, nah masyarakat di gayo cenderung membudidayakan kopi berjenis arabica karena dinilai lebih menjanjikan. Adapun jenis kopi berdasarkan bijianya terbagi menjadi dua: Peaberry dan longberry. Peaberry adalah jenis kopi jantan yang dalam satu balutan kulit kopi hanya terdapat satu biji saja sedangkan longberry memiliki karakter biji yang panjang dengan dua biji di setiap balutan kulit kopi. Dari perlakuan pemrosesannya pun akan menghasilkan jenis kopi yang berbeda-beda seperti kopi specialty, luwak, wine coffe, dan lain-lain.

Ada penyajian yang terasa agak berbeda saat aku disuguhi oleh salah seorang pengusaha kopi asal takengon. Ia menyuguhkannya disertai dengan gula aren. Katanya, bagi yang bukan penikmat kopi sejati, gula aren bisa menjadi penawar rasa pahit yang timbul. Cara meminumnya ialah pertama hisap dulu satu potong gula aren di mulut baru diikuti sruputan kopinya.






Comments