Bertemu Pak Joni

Melbourne


Joni Waldy, itu nama lengkapnya. Aku tadi baru bertemu (kembali) dengannya di Bintaro. Pak Joni asli Sijuk, Belitung, dulu pulau ini termasuk penghasil timah terbesar sedunia. Tapi itu cerita dulu, kini belitung telah berubah menjadi danau-danau kaolin yang membuat hati lara. Alam belitung telah rusak, aku telah berkeliling belitung dan tahu bagaimana kerusakan itu teronggok disana.

Jika baru pertama kali dengan pak joni mungkin orang akan menilainya sebagai pribadi yang dingin dan tak humoris. Tapi yakin lah, kalau sudah mengenalnya, sekali ia berusaha humoris, pasti orang akan tertawa terpingkal-pingkal. Pak joni lulusan ilmu statistik, dia pintar, bahkan bisa kubilan cerdas. Aku belajar banyak darinya, terutama bagaimana statistik  bekerja pada data-data dan bagaimana statistik bisa dipakai di kehidupan sehari-hari. Ia hobi membaca buku-buku tebal statistik terutama yang berhubungan dengan forest biometrics. Satu waktu, aku pernah melihat bagaimana ia memodelkan persamaan-persamaan yang aku sendiri tak tahu persamaan apa itu. Aku gagal paham, kenapa ia mudah saja menyelesaikan persamaan yang se-njelimet itu dengan SAS.

Tersebab ia cerdas, maka perusahaan pun tak sungkan-sungkan untuk memberikan beasiswa kepadanya. Ia akan berangkat ke kanada untuk menempuh masternya di University of New Brunswick dengan spesialisasi pada forest mensuration & forest biometrics di bawah bimbingan Prof John Kershaw. Tapi sayangnya, keluarganya tak boleh ikut. Perusahaan memang tak mau rugi. Hehe. 

Satu hal yang akan selalu kuingat dari pak joni ialah ia orang yang pantang menyerah. Seakan menular, pelan-pelan rasa pantang menyerah itu hinggap juga. Ia bagai ilham yang membuatku untuk tetap pede dan tetap berjuang. 

Pak Joni, aku akan sering berkirim surel jika menemukan masalah di pemodelan statistik. Hehe









Comments

Post a Comment